Langsung ke konten utama

Teori Moda Terkopel (Coupled Mode Theory)



Teori Moda Terkopel (Coupled Mode Theory)

Teori moda terkopel adalah salah satu metode yang umum digunakan untuk menganalisis perambatan cahaya dalam pandu gelombang yang ada gangguannya (termasuk FBG). Ide dasarnya adalah moda dari pandu gelombang yang tidak terganggu diselesaikan terlebih dahulu. Kombinasi kinear dari metode ini didefinisikan dan digunakan sebagai solusi percobaan pada persamaan Maxwell. Kemudian barulah digunakan untuk menyelesaikan pada struktur pandu gelombang yang ada gangguannya [1].

Yang ingin diperoleh dari teknik ini adalah informasi kuantitatif dari perlukau FBG seperti efisiensi difraksi FBF dan ketergantungan spektral dari kisi.



Referensi:
[1] Daud, S. and Ali, J., 2018. Fibre Bragg grating and no-core fibre sensors. Springer.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Parameter-Parameter Serat Kisi Bragg (Fiber Bragg Grating)

FBG dengan jenis kisi yang berjarak sama atau seragam ( Uniform FBG) Selain parameter panjang gelombang pusat atau panjang gelombang Bragg seperti yang telah dijelaskan di artikel sebelumnya . FBG memiliki parameter lain seperti lebar pita ( bandwidth ) dan reflektivitas yang turut menentukan kinerja dari FBG sebagai sensor. Pada pembahasan kali ini akan dibahas lebih detail mengenai ketiga parameter tersebut. Namun untuk menyederhanakan analisis, jenis FBG yang dipakai adalah FBG seragam ( uniform FBG ), untuk jenis lainnya seperti Long Period FBG, Tilted FBG, Chirped FBG, Phase Shifted FBG, dan Superstructure FBG membutuhkan penyesuaian dan koreksi lebih lanjut.  1. Panjang gelombang Bragg Gambar diatas menunjukkan diagram skematik dari FBG yang diperbesar. Berdasarkan skema tersebut,  k 1   adalah vektor panjang gelombang yang ditransmisikan,  k 2  adalah vektor panjang gelombang yang dipantulkan, dan K  adalah momentum kisi yang secar...

Serat Kisi Bragg (Fiber Bragg Grating)

Serat kisi Bragg diterjemahkan dari frase bahasa Inggris yakni Fiber Bragg Grating atau disingkat dengan FBG. FBG ini banyak digunakan sebagai sensor, selain sebagai filter optik. Sensor sendiri didefinisikan sebagai peranti ( device ) yang mengukur suatu kuantitas fisis dan mengubahnya menjadi sinyal yang dapat dibaca oleh instrumen [1]. Bentuk fisik dari Serat Kisi Bragg ( Fiber Bragg Grating ) Pada FBG, parameter fisis yang dapat diukur diantaranya adalah sebagai berikut: Regangan mekanis ( mechanical strain ) Temperatur Kelembaban Konsentrasi kimia Gaya Medan listrik Medan magnetik Indeks bias Parameter fisis ini terus bertambah dan menjadi topik riset yang sangat menarik, misalnya ada peneliti yang menggunakan FBG sebagai sensor intensitas radiasi nuklir Dikarenakan parameter fisis yang cukup luas tersebut, saat ini FBG banyak diteliti dan dikembangkan oleh ilmuwan Internasional, termasuk ilmuwan Indonesia. Hal ini terbukti ketika mengetikkan "Fiber Bragg ...

Asal Muasal Adanya Indeks Bias pada Material Gelas

Indeks bias ( n ) pada material dielektrik (termasuk gelas) dapat diekspresikan sebagai penjumlahan dari banyak osilator yang masing-masing osilator memiliki frekuensi berbeda-beda. Ekspresi matematika tersebut cukup rumit jika harus dijelaskan disini, namun dapat Anda baca sendiri di [1] halaman 6.  Pada hakikatnya, indeks bias adalah kuantitas kompleks, terdiri dari bagian real dan bagian imajiner. Bagian real berkontribusi pada kecepatan fase dari cahaya (konstanta propagasi), sementara bagian imajiner berpengaruh pada fenomena loss atau gain .  Pada fiber optik silika digunakan panjang gelombang telekomunikasi (1550 nm). Panjang gelombang tersebut cukup jauh dari panjang gelombang resonansi material fiber optik silika yang terjadi di panjang gelombang UV, hal ini menyebabkan tidak adanya indeks bias latar belakang dan loss transmisi menjadi sangat kecil bahkan diabaikan pada panjang gelombang telekomunikasi tersebut. Namun, kehadiran dari keretakan/cacat...