Langsung ke konten utama

Serat Optik yang Bersifat Fotosensitif

Fiber optik telah merevolusi dunia telekomuniikasi. Kesuksesan dari fiber optik terletak pada sifatnya yang hampir ideal/sempurna seperti rugi transmisi yang rendah, ambang kerusakan optik yang tinggi, dan nonlinieritas optik yang rendah. Kombinasi dari sifat-sifat ini telah memungkinkan komunikasi jarak jauh menjadi dapat direalisasikan. Pada waktu yang bersamaan, fiber optik yang cukup panjang memungkinkan daya optik berinteraksi dengan nonlinieritas optik yang kecil di dalam fiber optik sehingga dapat membangkitkan soliton optik, mengatasi batas yang dikenakan oleh dispersi linear. Pasar untuk fiber optik terus tumbuh, meskipun faktanya kota-kota besar telah menggunakan fiber optik dalam jumlah yang besar.

Serat optik moda tunggal yang bersifat fotosensitif

Tahapan selanjutnya dalam bidang komunikasi adalah produksi massal dari layanan terpadu, seperti ATM, tempat pembelanjaan, layanan internet, dan hiburan menggunakan live streaming video. Meskipun bandwidth yang tersedia dalam fiber optik moda tunggal harus memenuhi permintaan kapasitas informasi yang terus meningkat, arsitentuk untuk jaringan masa depan memerlukan teknologi yang dapat menurunkan biaya agar layanan terpadu dapat menjadi ekonomis. Serat optik akan berkompetisi dengan media komunikasi lainnya seperti radio, kawat tembaga, dan satelit. Namun seiring dengan semakin besarnya kapasitas informasi dan kebutuhan akan kecepatan informasi yang semakin tinggi semakin mengokohkan posisi serat optik sebagai media sistem komunikasi utama baik pada saat ini maupun juga di masa depan.

Dilain pihak, kemajuan teknologi yang dibuat pada bidang serat optik fotosensitif masih relatif baru. Bagaimanapun peranti fiber optik yang menggunakan teknologi fotosensitif semakin banyak bermunculan di pasaran. Teknologi serat optik fotosensitif dipercahaya dapat menyediakan pilihan kepada desainer jaringan seperti penggunaan sistem wavelength-division-multiplexed (WDM), pemiihan channel, dan penggunaan transmiter pada jalur upstram dalam sebuah jaringan.

Teknologi yang mengagumkan dari serat optik fotosensitif adalah berdasarkan prinsip filter optik satu jalur pada satu serat optik, dengan banyak sekali aplikasi yang dapat diwujudkan.

Referensi:
[1] Kashyap, R., 2009. Fiber bragg gratings. Academic press.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penggunaan Fiber Bragg Grating (FBG) sebagai Sensor Temperatur

Fiber Bragg Grating (FBG) telah menjadi device (peranti) yang sangat bermanfaat dan penting dalam proses sensing dan teknologi komunikasi. Pada artikel ini akan dibahas realisasi FBG sebagai sensor temperatur. a. FBG sebagai sensor temperatur ruangan ( indoor ) Set up eksperimen untuk aplikasi FBG sebagai sensor temperatur ruangan terdiri dari FBG, tunable light source (TLS), dan Optical Spectrum Analyzer  (OSA). Diagram skematiknya adalah sebagai berikut: Diagram skematik dari aplikasi FBG sebagai sensor ruangan Namun dalam realisasinya, penggunaan FBG sebagai temperatur ruang tidaklah praktis. Namun kepraktisan FBG dapat terlihat pada pengukuran temperatur cairan. Dengan FBG, maka perubahan temperatur cairan hingga 200 o C dapat diukur.  Set up eksperimen dari aplikasi FBG sebagai sensor temperatur  cairan terdiri dari FBG, tunable light source (TLS), optical spectrum analyzer (OSA), hot plate (untuk tujuan pemanasan), termometer merkuri (sebagai alat ukur referensi), dan g

Parameter-Parameter Serat Kisi Bragg (Fiber Bragg Grating)

FBG dengan jenis kisi yang berjarak sama atau seragam ( Uniform FBG) Selain parameter panjang gelombang pusat atau panjang gelombang Bragg seperti yang telah dijelaskan di artikel sebelumnya . FBG memiliki parameter lain seperti lebar pita ( bandwidth ) dan reflektivitas yang turut menentukan kinerja dari FBG sebagai sensor. Pada pembahasan kali ini akan dibahas lebih detail mengenai ketiga parameter tersebut. Namun untuk menyederhanakan analisis, jenis FBG yang dipakai adalah FBG seragam ( uniform FBG ), untuk jenis lainnya seperti Long Period FBG, Tilted FBG, Chirped FBG, Phase Shifted FBG, dan Superstructure FBG membutuhkan penyesuaian dan koreksi lebih lanjut.  1. Panjang gelombang Bragg Gambar diatas menunjukkan diagram skematik dari FBG yang diperbesar. Berdasarkan skema tersebut,  k 1   adalah vektor panjang gelombang yang ditransmisikan,  k 2  adalah vektor panjang gelombang yang dipantulkan, dan K  adalah momentum kisi yang secara matematis memenuhi persamaan K =

Teori Moda Terkopel (Coupled Mode Theory)

Teori Moda Terkopel ( Coupled Mode Theory ) Teori moda terkopel adalah salah satu metode yang umum digunakan untuk menganalisis perambatan cahaya dalam pandu gelombang yang ada gangguannya (termasuk FBG ). Ide dasarnya adalah moda dari pandu gelombang yang tidak terganggu diselesaikan terlebih dahulu. Kombinasi kinear dari metode ini didefinisikan dan digunakan sebagai solusi percobaan pada persamaan Maxwell. Kemudian barulah digunakan untuk menyelesaikan pada struktur pandu gelombang yang ada gangguannya [1]. Yang ingin diperoleh dari teknik ini adalah informasi kuantitatif dari perlukau FBG seperti efisiensi difraksi FBF dan ketergantungan spektral dari kisi. Referensi: [1] Daud, S. and Ali, J., 2018. Fibre Bragg grating and no-core fibre sensors. Springer.